Langsung ke konten utama

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI KALIMANTAN

Sebelum mengenal sejarah kerajaan Islam di Kalimantan, ada baiknya kita mengenal Kalimantan secara umum terlebih dahulu. Sebagai daerah dengan cakupan wilayah yang luas, Kalimantan memiliki hasil bumi yang cukup melimpah.
Hasil bumi dari Kalimantan sudah menjadi incaran para pedagang China sejak tahun 1400 Masehi. Salah satu hasil bumi itu adalah intan yang pada saat itu merupakan daerah penghasil satu-satunya di Nusantara.



Oleh sebab itu, pada abad ke-15 pusat perdagangan intan di Kalimantan Selatan seperti di Tanjungpura dan Matan telah dikuasai oleh para pedagang China.

Adapun istilah-istilah yang di Kalimantan tentang penganut kepercayaan seperti pagan yang merupakan sebuatan bagi penyembah berhala.

Maksudnya, kemungkinan orang-orang Kalimantan belum memeluk satu agama apa pun karena masih memegang sistem kepercayaan nenek moyang.

Selain itu, ada juga Moor, sebutan bagi pemeluk agama Islam, yang mengacu pada gelar bagi Muslim di daerah Spanyol dan Portugis.

Tome Pires yang berkebangsaan Portugal menggunakan istilah ini dalam suma oriental untuk menyebut orang muslim.

Moor adalah orang Muslim dari zaman pertengahan yang tinggal di Al-Andalus (Semenanjung Iberian termasuk Spanyol dan Portugis zaman sekarang) dan juga Maroko dan Afrika barat, yang budayanya disebut Moorish.

Deskripsi yang dikemukakan oleh Tome Pires tentang "raja yang menjadi seorang Moor" secara harfiah dapat didefinisikan sebagai raja yang memeluk agama Islam.

Kedatangan Islam di Kalimantan tentunya tidak luput dari jaringan Islamisasi Nusantara. Tidak dapat diketahui dengan pasti kapan masuknya Islam ke Kalimantan Selatan.



Namun, merujuk jurnal berjudul 'Islam di Kalimantan Selatan pada Abad ke-13 sampai Abad ke-17' karya Muhammad Azmi, hal tersebut tidak lepas dari jaringan perdagangan Nusantara yang salah satu penggeraknya adalah para pedagang yang telah memeluk agama Islam.

Tidak mustahil bahwa di antara sekian banyak pedagang yang pernah singgah di Banjarmasin merupakan pedagang muslim dan pernah tinggal di kota pelabuhan ini.

Proses masuknya agama Islam di Kalimantan Selatan disebut mulai sekitar abad 14 M, sebelum Kerajaan Banjar berdiri. Sosok yang berandil dalam penyebarannya adalah pewaris sah kerajaan Negara Daha yang bernama Raden Samudera. Proses penyebaran Islam di Kalimantan Selatan secara terang-terangan dimulai dengan kontak antara Pangeran Samudera dengan Kerajaan Demak. Pangeran Samudera meminta bantuan pasukan ke Demak untuk berperang melawan pamannya, Pangeran Tumenggung dalam merebut takhta kekuasaan Negara Daha. Atas kemenangannya melawan Kerajaan Daha, ia berhasil mengislamkan raja dan pejabat kerajaan, hingga akhirnya agama Islam berkembang semakin pesat berabad-abad kemudian. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI JAWA

 Agama Islam masuk ke Pulau Jawa kira-kira pada abad ke-11 M., yang dibawa oleh para pedagang Arab dan para mubaligh dari Pasai. Tempat yang mula-mula dimasuki Islam di pulau Jawa yaitu daerah-daerah pesisir utara Jawa Timur. Tokoh terkenal yang berdakwah di Jawa Timur adalah Maulana Malik Ibrahim. Beliau menetap di Gresik, kemudian mendirikan pusat penyiaran agama Islam dan pusat pengajaran. Dalam majlisnya itu beliau mengkader beberapa orang murid. selanjutnya mereka menyiarkan agama Islam ke daerah-daerah lain di pulau Jawa. Di Jawa Tengah, penyiaran Agama Islam berpusat di Demak. Penyiaran agama Islam di Pulau Jawa dilakukan oleh para wali yang berjumlah 9 yang dikenal dengan Wali Songo (Wali Sembilan). Kemudian murid-murid Wali Songo turut pula menyiarkan agama Islam ke daerah pedalaman pulau Jawa, sehingga agama Islam berkembang dengan pesatnya Prakiraan masuknya Islam di Jawa Timur tidak lepas dari ditemukannya makam atas nama Fatimah binti Maimun. M akam Islam

SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI SULAWESI

Peradaban Islam di Sulawesi Sejarah masuknya perkembangan Islam di Sulawesi berjalan melalui perdagangan. Enggak hanya itu saja, perkembangan Islam pun dilakukan dengan dakwah oleh para mubalig. Pada awalnya perkembangan ini berjalan dengan baik dan damai, namun seiring berjalannya waktu terjadi kekerasan pada saat kerajaan Islam Sulawesi terbentuk. Kekacauan terjadi karena beriringan dengan kondisi politik kerajaan karena perebutan tahta. Raja dan bangsawan menggunakan kekuatan Islam sebagai sarana untuk berkuasa dan pada akhirnya Islam mampu menjadi agama kerajaan. Pada abad 17 M, Sulawesi memiliki beberapa kerajaan Islam seperti Gowa-Tallo (Makassar), Wajo (Bugis), Bone dan kerajaan kecil lainnya. Gowa-Tallo Kerajaan Gowa-Tallo menerapkan konsep dwitunggal kerajaan. Dalam buku Islamisasi dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia (2012) karya Daliman, bersatunya kerajaan Gowa dan Tallo terjadi pada tahun 1603. Sultan Alaudin (raja Gowa) bekerja sama dengan Sultan Adullah

HAL-HAL YANG DAPAT MERUSAK RUMAH TANGGA

 1.      Ila’ Ila’ adalah sumpah suami bahwa ia tidak akan mencapuri istrinya dalam masa lebih empat bulan atau dengan tidak menyebut masanya. Ila’ merupakan tradisi orang-orang jahiliyah Arab dengan maksud untuk menyakiti istrinya dengan cara tidak menggauli dan membiarkan istrinya menderita berkepanjangan tanpa ada kepastian apakah dicerai atau tidak. Setelah Islam datang, tradisi tersebut dihapus dengan cara membatasi waktu Ila’ paling lama empat bulan. Dengan demikian, apabila masa empat bulan itu sudah lewat, suami harus memilih rujuk atau talak. Apabila yang dipilih rujuk, suami harus membayar kafarat sumpah. Namun, jika yang dipilih talak, akan jatuh talak sugra. 2.      Zihar Zihar adalah ucapan suami kepada istrinya bahwa istrinya menyerupai ibunya. Contohnya : “Engkau tampak olehku seperti punggung ibuku.” Zihar pada zaman jahiliyah merupakan cara untuk menceraikan istrinya. Setelah Islam datang, Islam melarang perbuatan itu. Apabila zihar terlanjur dilakukan oleh suami, ia w